Kamis, 29 Maret 2012

Matahari Terbenam di Negeri Zamrud Khatulistiwa

Hubungan bilateral antar Negara saat ini sudah menjadi suatu kewajiban bagi Negara-negara di dunia. Karena sebagaimana mestinya sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain pasti ada saling ketergantungan antara satu Negara dengan Negara lainnya di berbagai sektor. Hal ini terjadi di setiap golongan, baik Negara maju, berkembang maupun yang masih tertinggal.
tag
Indonesia yang termasuk sebagai Negara yang sedang berkembang, perlu menjalin hubungan bilateral yang harmonis terhadap dunia internasional. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemajuan pembangunan Negara. Salah satu Negara sahabat Indonesia adalah Maroko. Tak ada yang bisa menggambarkan betapa harmonisnya hubungan bilateral antara Negeri zamrud katulistiwa, Indonesia dan Negeri matahari terbenam, Maroko. Negara kerajaan yang terletak di bagian barat laut Afrika dengan ibukota Rabat ini bahkan telah menganggap Indonesia sebagai saudara kandungnya.
Kunjungan Ibnu Batuttah dan Maulana Malik Ibrahim merupakan tonggak sejarah yang mengawali jalinan hubungan antara kedua Negara yang dipisahkan oleh jarak yang cukup lebar tersebut. Dilanjutkan dengan dijadikannya Indonesia sebagai tempat pengasingan ketika Maroko masih dijajah Perancis pada era 1950-an. Kemudian kunjungan presiden Soekarno sebagai pengakuan kemerdekaan Maroko yang disambut hangat oleh Raja Maroko Sultan Muhammad V semakin mempererat hubungan kerjasama tersebut. Sebagai penghargaan untuk presiden Soekarno, Sultan Muhammad V menyematkan nama soekarno sebagai nama salah satu jalan di Maroko. Sedangkan di Indonesia kota Casablanca yang merupakan pusat perdagangan di Maroko juga disematkan pada nama  jalan yang cukup padat di Jakarta.
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Maroko yang telah berjalan selama kurang lebih 51 tahun bergerak di beragam sektor baik politik, ekonomi maupun sosial-budaya. Hubungan ini terus berjalan dengan baik karena banyak kesamaan antara kedua Negara seperti mayoritas penduduk yang beragama islam, serta dirasa saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
Masing-masing baik Indonesia maupun Maroko mengemukakan keinginannya untuk saling belajar dari hubungan bilateral tersebut. Misalnya seperti yang dikemukakan Latifa Indonesia sebagai negara Muslim dengan penduduk terbesar dapat menyatukan nilai Islam, demokrasi dan modernisasi, sehingga Maroko menilai Indonesia merupakan negara penting untuk menjalin kerja sama dalam menghadapi tantangan dan krisis global serta Islamofobia yang makin meningkat dan Maroko ingin belajar demokrasi dan islam dari Indonesia. Sedangkan Indonesia sendiri harus banyak belajar bagaimana mengembangkan pembangunan negara melalui sektor pariwisata dengan membenahi beberapa faktor eksternal dalam meningkatkan minat wisatawan asing dari Maroko.
Negeri-negeri di semenanjung Afrika Utara kerap disebut negeri-negeri Maghribi. Sebutan ini kian populer karena tempat-tempatnya yang selalu mengundang daya tarik wisatawan, termasuk Maroko. Banyak yang menilai negeri di kawasan Maghribi dianggap menarik karena letak geografisnya yang sangat dekat dengan benua Eropa dan Asia. Perpaduan budaya pun menjadi ciri khas negeri-negeri ini, dengan ciri khas utama budaya Islam.
Casablanca adalah kota terbesar di Maroko, terletak diantara Fez dan Marrakech, yang merupakan pusat perekonomian, industri dan keuangan. Meski merupakan kota modern, pemandangan indah dengan bangunan tua bergaya paduan antara seni islam Andalusia dan modern masih sangat terawat dan dapat dengan mudah dilihat hampir di setiap ruas jalan Casablanca. Ketika dibandingkan dengan pusat kota Indonesia Jakarta, hal ini sangat bertolak belakang. Karena termasuk kota terpadat 1 kilometer di Jakarta dihuni oleh ribuan jiwa yang dipenuhi oleh gedung pencakar langit modern disetiap ruas jalannya. 
Indonesia dikenal sebagai zamrud khatulistiwa dimana setiap tempat nampak kehijauan memenuhi daratannya. Kekayaan pariwisata yang ditawarkan oleh  Indonesia dari segi kuantitas tidak kalah dari Maroko namun dari segi kualitas masih berada sedikit dibawah negeri Maghribi tersebut. Kualitas pariwisata dapat dinilai dari beragam faktor yang menunjang tempat wisata tersebut menjadi daya tarik turis lokal maupun mancanegara. Selain bagaimana estetika yang ada di tempat pariwisata tersebut faktor eksternal seperti sarana transportasi untuk mengakses tempat tersebut juga perlu diperhatikan. Di maroko ada beragam jenis transportasi khusus yang digunakan para wisatawan untuk mengakses tempat wisata antara lain  
 Kereta Api
Kereta Api merupakan sarana transportasi yang sangat nyaman untuk digunakan bila mengunjungi berbagai kota yang ada di Maroko. Office National des Chemins de Fer (ONCF) yang bertanggung jawab atas pelayanan kereta api. Nyaman, bersih, cepat dan harga tiketnya pun terjangkau. Para turis terutama dari Eropa sering dijumpai menggunakan kereta api saat bepergian karena rute utama nya menghubungkan kota-kota pusat wisata di Maroko
Pesawat Terbang
Di Maroko disediakan pesawat terbang khusus untuk menghubungkan antar kota wisata. Royal Air Maroc adalah maskapai penerbangan yang menyediakan jasa untuk itu.
Bis
Menggunakan bis di Maroko tergolong sangat nyaman dengan manajemen yang professional.Di sebagian kota-kota yang ada di Maroko,Tiket diproses secara elektronik dan barang bawaan disimpan di bagasi. Prosesnya hampir mirip dengan menggunakan pesawat terbang.
Taksi
Untuk transportasi dalam kota tersedia berbagai jenis taksi. Wisatawan tidak perlu khawatir karena hampir semua taksi menggunakan argo meskipun terkadang untuk beberapa kota tertentu kita harus melakukan tawar menawar dengan sopir taksi.
Kereta Kuda
Selain itu, juga disediakan kereta kuda untuk menikmati keindahan dalam kota yang cukup besar dengan dekorasi yang sangat menarik.
Dari kemudahan sarana transportasi yang disediakan untuk mengakses tempat-tempat pariwisata tersebut membuat devisa dari sektor pariwisata meningkat. Indonesia harus belajar dari Maroko untuk memperbaiki sarana transportasi yang menghubungkan masing-masing tempat wisata di Indonesia agar menyeimbangkan antara kuantitas dan kualitas yang ditawarkan pariwisata Indonesia.
Sehingga Indonesia bisa menciptakan sebuah negeri maghribi yang merupakan magnet wisatawan di negeri zamrud khatulistiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar